Monday, October 2, 2017

Manusia Dan Harapan

MANUSIA DAN HARAPAN
Ilmu Budaya Dasar








Di susun oleh :


Kelompok 3 :
1.    Adinda Nur Fatihah                                           (10217139)
2.    Dinda Zahra Vianny                                          (11217755)
3.    Fikri Syifa Abdillah                                          (12217357)
4.    Harum Anjani Nurfallah                                   (12217689)
5.    Lidia Dwi Lestari                                               (13217311)

1EA30

KATA PENGANTAR
 Puji dan syukur panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kita dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Manusia dan Harapan.
            Dalam penyusunan makalah ini, kita banyak mendapatkan tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa dapat teratasi. oleh karena itu, kita mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
            Kita menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kita harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.


















BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Setiap orang mempunyai harapan. Tanpa harapan manusia tidak ada artinya sebagai manusia. Manusia yang tidak mempunyai harapan berarti tidak dapat di harapkan lagi. Harapan berasal dari kata harap,yaitu keinginan supaya suatu terjadi atau sesuatu yang belum terwujud. Harapan bukanlah sesuatu yang terucap dimulut saja tetapi juga berangkat dari usaha.Harapan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu sesuatu yang lebih baik,untuk meraih sesuatu yang lebih baik juga.Harapan dan rasa optimis juga memberikan kita kekuatan untuk melawan setiap hambatan.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.


  1. Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Harapan?
2.      Apa sebab-sebab manusia mempunyai Harapan?
3.      Apa pengertian Kepercayaan?
4.      Bagaimana sistem kepercayaan yang dilakukan manusia?







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Harapan
KATA “harapan berasal dari kata “harap”, artinya suatu keinginan, permohonan, penantian. Adapun kata “harapan” itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu keinginan yang belum terwujud dan diupayakan agar terwujud.
Setiap orang memiliki harapan sendiri-sendiri. Manusia yang tiada harapan dalam hidupnya tidak ada artinya sebagai manusia. Manusia yang tidak mempunyai harapan berarti tidak dapat diharapkan lagi keberadaannya.  Secara kodrati dalam diri manusia memiliki dorongan-dorongan, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. Dorongan kodrat itu yaitu menangis, tertawa, berpikir, berkata, bercinta, mempunyai keturunan, dll. Sedangkan kebutuhan hidup dapat berupa kebutuhan jasmani dan rohani.
Manusia tidak dapat mencapai semua kebutuhan itu secara sendiri melainkan, butuh bantuan orang lain sehingga manusia dikatakan sebagai makhluk sosial.
Menurut Abraham Maslow, kebutuhan hidup manusia dapat dikategorikan menjadi lima harapan:
1.      Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival), seperti kebutuhan papan, sandang, dan pangan.
2.      Harapan untuk memperoleh keamanan (safety), yaitu perlindungan dari pemerintah dan agama.
3.      Harapan memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (beloving and love)
4.      Harapan untuk memperoleh status atau diterima dan diakui di lingkungannya.  Dalam perolehan status dapat dibedakan antara yang ascribe (berdasarkan keturunan) dan achieve ( berdasarkan prestasinya)
5.      Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self actualization), yaitu diakui eksistensinya sesuai dengan keahlian atau kepangkatan.

B.     Sebab-Sebab Manusia  Mempunyai Harapan

Harapan dapat dikatakan sebagai fenomena yang sifatnya universal. Artinya, keberadaan harapan yang berkembang dalam diri manusia itu merupakan sesuatu yang wajar, dimanapun mereka berada. Setiap manusia tidak peduli latar belakangnya, mereka mempunyai keinginan untuk terpenuhi segala harapan yang ada pada dirinya.
A.F.C. Wallace dalam bukunya Culture and Personality dikatakan bahwa kebutuhan merupakan salah satu isi pokok kepribadian, yang jadi sasaran dari kehendak, harapan, keinginan, dan emosi seseorang. Kebutuhan itu bisa jadi positif ataupun negatif. Kebutuhan manusia dikelompokkan menjadi tiga kebutuhan pokok, yakni: 1) kebutuhan organic individu, dapat dijabarkan dari nilai positifnya yaitu makan dan minum, istirahat dan tidur, sex, keseimbangan suhu, buang hajat, dan bernafas. Sedangkan dari nilai negatitnya yaitu makan-minum tidak lezat, istirahat dan tidur terganggu, ketidakseimbangan suhu, dll.  2) Kebutuhan psikologis individu, bernilai positif yaitu pengendoran ketegangan dan bersantai, kemesraan dan cinta, kepuasan altruistic: kesempatan berbuat baik, kepuasan ego, kehormatan, dan kepuasan dan kebanggaan mencapai tujuan. 3) Kebutuhan organic dan psikologis sesama manusia.
Semua kebutuhan itu merupakan suber harapan bagi gairah kelangsungan hidup manusia. Namun, dalam ajaran agama khususnya Islam pemenuhan segala kebutuhan yang dijadikan harapan tidaklah harus dilakukan secara berlebihan. Karena, bagi orang yang beriman tentu percaya bahwa perbuatan manusia selama didunia kelak akan dimintai tanggung jawabanya di hadapan Allah.


C.    Pengertian Kepercayaan

Kata “kepercayaan” berasal dari kata “percaya” artinya mengakui dan meyakini akan kebenaran. Adapun kata “kepercayaan” dapat diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengn pengakuan atau keyakinan tentang kebenaran. Dalam kehidupan manusia dikenal berbagai macam kepercayaan.[2]
1.      Kepercayaan Kepada Diri Sendiri
Meyakini bahwa dirinya itu benar, memiiki kemampuan diri, mengetahui dengan sebenarnya.
2.      Kepercayaan kepada orang lain
Mempunyai keyakinan bahwa orang lain  itu benar, dapat dipercaya, menepati janji, benar-benar mengetahui. Semakin berwibawa orang yang membertahu maka semakin besar kepercayaan terhadap orang itu, karena kebenaran yang diberikan tidak meragukan lagi.
3.      Kepercayaan kepada pemerintah atau Negara
Dalam pandangan Theokratis negara berasal dari Tuhan yaitu Pemilik Kedaulatan Sejati karena semua adalah ciptaan Tuhan. Sedangkan pandangan demokratis mengatakan kedaulatan adalah dari rakyat, maka kewibawaaan milik rakyat.
4.      Kepercayaan kepada Tuhan
Tuhan adalah pencipta alam semesta beserta isinya. Dengan begitu, kepercayaan kepada (kebenaran) agama Tuhan adalah kepercayaan mutlak. Karena kepercayaan merupakan pengakuan akan kebenaran. Disamping itu keimanan juga sebagai tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Perwujudannya terdapat dalam ikrar lisan yang dibenarkan dengan hati dan dilaksanakan dalam perbuatan (affirmation).

D.    Sistem Kepercayaan

Asal-usul kepercayaan adalah adanya kepercayaan manusia terhadap kekuatan yang dianggap lebih  tinggi dari padanya. Oleh karenanya manusia melakukan beberapa hal untuk memperoleh ketenangan hidup. Ada berbagai teori asal-usul kepercayaan, yaitu:
1.      Teori Kesadaran Jiwa(E.B. TYLOR)
Bahwa manusia mulai sadar akan adanya jiwa (roh halus). Asalnya menganut animisme berkembang menjadi monotheisme.
2. Teori Batas (J.G. FRAZER)
Manusia mempunyai keterbatasan dalam pemikiran akal. Misalnya: magic, yaitu segala sistem perbuatan dan sikap manusia untuk mencapau suatu maksud dengan menguasai dan mempergunakan kekuatan-kekuatan sebagai hukum alam.
3. Teori Krisis (M.CRAWLEY)
Dalam kehidupannya manusia mengalami masa krisis misalnya: sakit, takut, stres, dan sebagainya.
4. Teori Kekuatan Luar Biasa (R.R.MARETT)
Manusia merasakan kekagumannya  terhadap gejala alam, yang memiliki kekuatan luar biasa.
5. Teori Sentimen Kemasyarakatan (E. DURKHEIM)
Adanya perasaan (sentimen) kemasyarakatan denan menimbulkan getaran jiwa dan emosi  keagamaan,  yang kemudian diwujudkan dalam bentuk totem (benda atau hewan keramat)
6. Teori Firman Tuhan
Keyakinan atau kepercayaan terhadap Sang Pencipta alam semesta.Berdasarkan pemahaman ketuhanan dan kepercyaan tersebut setia individu merasa pasti, bahwa tujuan hidupnya untuk kebahagiaan yang sempurna tidak sekedar terdapat di dunia ini melainkan di dunia lain yang lebih abadi yaitu di akhirat. Keyakinan itu berdampak pada kehidupan manusia untuk membawa kehidupan di dunia menuju kedamaian di akhirat. Untuk itu, manusia di tuntut agar dapat berbuat menyesuakan diri dengan tuntutan keyakinannya terhadap Tuhan, tetapi ada kecenderungan manusia dilupakan oleh kehidupan dunia.

Contoh Manusia dan Harapan
1.      Bagi seorang anak kecil pun dapat mempunyai harapan dalam dirinya, misalkan saja seorang anak mempunyai harapan untuk mendapatkan hadiah dari orang tuanya serta orang disekitarnya pada saat dia ulang tahun. Untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkannya dia dapat melakukan meminta langsung terhadap orang tuanya.
2.      Bagi seorang remaja mengharapkan orang yang dicintainya dapat menerima cintanya dan menjalin suatu hubungan. Dari hal yang diharapkan tersebut dia dapat melakukan hal-hal yang dibilang tidak masuk akal pun dilakukan hanya untuk mendapatkan perhatian dan cinta dari pasangannya itu.
3.      Bagi seorang pelajar, misalkan dia menginginkan mendapatkan nilai bagus dan dapat lulus dengan nilai yang baik, maka dia dapat melakukan beberapa hal untuk mendapatkan nilai terbaik itu, contohnya saja dengan cara belajar dengan baik, giat dan serius. Meminimalisir kegiatan bermain.
4.      Bagi seorang dewasa, misalkan saja seseorang yang berharap naik pangkat dari pekerjaanya. Dia akan berusaha menjadi lebih baik lagi terhadap pekerjaanya dan berperilaku baik dalam kesehariannya agar dapat mencapai yang telah diharapkannya.
5.      Dari seseorang yang telah berusia lanjut, mereka juga punya harapan terakhir. Misalkan terhadap yang sudah ingin meninggal biasanya memberikan suatu pengharapan lewat surat wasiat yang diberikan kepada keluarganya berupa pesan dalam hal harta atau apapun.












BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
 Pada dasarnya manusia dan harapan itu berada dalam satu naungan atau berdampingan. Setiap manusia pasti mempunyai harapan, manusia tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing.
        Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan diwaktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak namun diyakini bahkan terkadang dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berusaha dan berdo’a.
        Harapan seseorang juga ditentukan oleh kiprah usaha atau bekerja kerasnya seseorang. Orang yang bekerja keras akan mempunyai harapan yang besar. Dan untuk memperoleh harapan yang besar tetapi kemampuannya kurang, biasanya disertai dengan unsur dalam, yaitu berdo’a.